Peran Siti Choiriana dalam jajaran direksi PT Pos Indonesia (Persero)/Posindo saat ini sangat vital. Terlebih, Posindo memang aktif mentransformasi bisnis.
Choiriana yang menjabat sebagai Direktur Bisnis Kurir dan Logistik PT Pos Indonesia jelas menjadi andalan dalam proses transformasi tersebut karena bidang kerjanya di bidang kurir dan logistik, jantung bisnis Posindo. Dan, hal ini tak berlebihan bila melihat prestasi yang sudah dia torehkan.
Sepanjang kepemimpinan Choiriana di Direktorat Kurir dan Logistik, Posindo mampu mencatat pertumbuhan pendapatan yang ciamik, bahkan terbesar sepanjang sejarahnya. “Kami mencatat kenaikan pendapatan hingga double digit dan laba hampir dua kali lipat pada tahun 2022 dibanding tahun 2021. Kenaikan pendapatan ini seiring langkah kami melakukan terobosan bisnis, efisiensi kerja, dan upaya konkret lainnya,” ungkap Choiriana yang lama berkarier di Telkom Group dan pernah menjabat sebagai Consumer Service Director PT Telkom (2018-2020).
Kelahiran Magetan 28 Mei 1970 yang menamatkan pendidikan S-1 Teknik Elektro ITS ini antara lain intens melakukan digitalisasi dengan memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas layanan Posindo. Saat ini, Posindo telah memiliki digital courier PosAja!, yang menawarkan layanan kiriman barang atau paket dari ponsel. Proses pemesanan bisa dilakukan secara real time melibatkan banyak O-Ranger dan agen. Di samping itu, Posindo juga sudah memiliki sistem tracking untuk cek informasi pengiriman secara real time.
Choiriana yang pernah menjadi komisaris di beberapa unit usaha Telkom Group ini juga mendorong perusahaannya untuk mendiversifikasi layanan. Jenis-jenis layanan kiriman diperbanyak, termasuk layanan pengiriman internasional yang mampu menjangkau lebih dari 220 negara.
Posindo pun memiliki anak usaha Pos Logistik untuk mengelola pengiriman dalam jumlah besar. Juga memiliki STORI, layanan warehousing bagi pelaku UMKM. Perusahaan ini sengaja mengembangkan beberapa lini bisnis baru untuk mengurangi risiko ketergantungan pada satu jenis bisnis saja.
Selain terus meningkatkan efisiensi untuk membantu mempertahankan profitabilitas dalam kondisi pasar yang sulit, Choiriana juga mengajak timnya untuk memperkuat hubungan pelanggan dengan memberikan pengalaman pengiriman yang lebih baik. Berbagai cara dilakukan untuk itu.
Misalnya, dengan melakukan layanan pengiriman langsung ke alamat penerima dan menggunakan aplikasi untuk mempermudah pelacakan pengiriman. Juga terus memperluas jaringan layanan untuk meningkatkan aksesibilitas masyarakat.
Bahkan, Posindo membuka kesempatan kepada masyarakat untuk menjadi Agen Pos, Drop Point, dan lainnya. Perusahaan juga memperluas kerjasama dan banyak berkolaborasi dengan mitra logistik lokal dan internasional untuk memperluas jangkauan layanan.
Kini Posindo banyak berkolaborasi pula dengan pelaku e-commerce untuk memberikan jasa pengiriman barang dan pengambilan paket yang lebih efisien. Hal ini memungkinkan pelanggan e-commerce menggunakan layanannya dengan lebih mudah dan aman.
Hal penting yang juga menjadi perhatian Choiriana, bidang pengembangan SDM. Maklum, Posindo kini memiliki lebih dari 17.000 karyawan yang terdiri dari beberapa lapis generasi dengan tingkat kompetensi yang berbeda-beda.
“Kami harus memastikan agar staf kami memiliki keterampilan dan pengetahuan yang cukup dalam bidang logistik dan kurir. Kami berikan pelatihan dan pengembangan skill secara kontinyu untuk membantu meningkatkan kualitas layanan,” kata mantan komisaris Telkom Sigma (2017-2018) ini. Di Posindo, pengembangan SDM antara lain dilakukan melalui PosAja Akademi.
Yang pasti, dalam mentransformasi bidang SDM, ada tiga poin utama yang digarap, yakni karakter, kompetensi, dan kolaborasi. Transformasi karakter untuk menciptakan karyawan yang memiliki karakter pantang menyerah, berbakti kepada negeri, serta memiliki jiwa patriotisme. Sementara transformasi bidang kompetensi dilakukan dengan meningkatkan kemampuan pegawai di bidang teknologi informasi.
Choiriana melihat banyak dinamika yang berkembang di Posindo sejak pandemi Covid-19. Sebelum pandemi, model bisnisnya banyak mengandalkan layanan pengiriman surat dan paket, layanan pos kilat khusus, serta layanan keuangan seperti tabungan pos, penjualan pulsa, dan tagihan listrik di Kantor Pos. Dan, hampir semua layanan dilakukan secara konvensional.
Adapun sejak pandemi Covid-19, bisnis Posindo mengalami perubahan signifikan, didorong adanya pembatasan sosial dan penutupan bisnis fisik yang memengaruhi volume pengiriman surat dan paket. Perusahaan kemudian menyikapinya dengan memperluas layanan ke sektor digital dengan mengembangkan layanan pengiriman dan pembayaran online melalui aplikasi PosAja dan PosPay serta website posaja.co.id.
Choiriana optimistis, Posindo ke depan akan tumbuh baik meski secara makro memang ada bayang-bayang ketidakstabilan ekonomi. “Pos Indonesia yakin bisnis kurir dan logistik akan terus meningkat seiring tingginya akses digital masyarakat. Dengan mengadopsi teknologi baru, memperbaiki proses bisnis yang sudah ada, dan meningkatkan layanan dan kualitas produk, hal itu akan membantu Pos Indonesia mempertahankan pelanggan dan menciptakan pangsa pasar baru,” katanya dengan penuh keyakinan.
sumber : https://swa.co.id/business-champions/leaders/women-business-leaders/siti-choiriana-mendorong-pertumbuhan-dengan-digitalisasi-dan-kolaborasi-2